Sebuah serial yang menggugah, “Gadis Kretek,” kini memikat penonton dengan cerita menarik Dasiyah atau Jeng Yah. Putri pemilik perusahaan rokok kretek ini memiliki impian luar biasa: menjadi peracik saus kretek andal. Namun, mimpi tersebut terhambat oleh norma masyarakat yang masih dipengaruhi oleh pola pikir patriarkis.
Penulis serial, Ratih Kumala, mengungkapkan bahwa ide cerita muncul dari kecintaannya pada sejarah dan pengalaman keluarganya di industri kretek. Meskipun cerita ini bersifat fiksi, namun terinspirasi kuat oleh kehidupan penulis dan dinamika industri rokok kretek.
Proses kreatif pembentukan karakter Soeraja menjadi sorotan. Awalnya bernama Raya, penambahan “Soe” memberikan sentuhan nostalgia dengan nuansa nama jadul Indonesia. Inilah salah satu ciri khas yang membuat Gadis Kretek unik dan memikat.
Pemilihan pemeran pada akhir 2020 menjadi langkah krusial. Dian Sastrowardoyo, yang memerankan Jeng Yah, telah mengikuti skenario sejak awal, memberikan kehidupan pada karakternya. Arya Saloka, sukses melepaskan citra Aldebaran dari proyek sebelumnya, kini menggambarkan kepiawaian aktingnya sebagai Lebas dalam Gadis Kretek.
Ratih Kumala menghargai para pemain yang berhasil menciptakan interpretasi baru pada peran mereka. Dian Sastrowardoyo dan Arya Saloka sukses melepaskan citra karakter sebelumnya, menghadirkan nuansa segar dalam pementasan Gadis Kretek. Sebuah perjalanan emosional dan inspiratif melalui dunia kretek yang begitu mendalam.